domainku.fun – Shin Tae-yong menerapkan checks and balances dalam melatih timnas Indonesia, ia menegaskan bukan pemimpin otoriter.
Shin Tae-yong bisa menjadi teladan Indonesia dalam memimpin serta memajukan negara kita tercinta ini.
Pelatih asal Korea Selatan itu membawa timnas Indonesia melejit di ranking FIFA, serta menembus babak yang tak pernah dicapai.
Ia membawa tim Garuda untuk pertama kali melaju hingga fase gugur Piala Asia pada 2023.
Ia juga mengantarkan tim Merah Putih untuk pertama kali mencapai putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Itu belum menyebut capaian runner-up Piala AFF 2020, finalis Piala AFF U-22 2023, hingga semifinalis Piala Asia U-23 2024.
Semua itu dicapai Shin Tae-yong tanpa memberangus “lawan politik”-nya.
Sepanjang Coach Shin melatih Indonesia, selalu ada opini pedas dari pengamat sepak bola.
Terdapat nama Tommy Welly, atau Bung Towel, yang selalu menganggap salah apa yang dilakukan pelatih Korea Selatan.
Baca Juga: Matthijs de Ligt Bawa Jaminan Juara, Semoga Man United Ketularan
Merespons hal tersebut, Coach Shin menjawab layaknya seorang negarawan.
“Saya tahu itu (opini kontra) penerjemah bahasa Indonesia melaporkannya,” tutur Shin di Youtube KBS World Indonesian.
“Tetapi saya berpikir orang-orang seperti itu juga harus ada, agar sepak bola Indonesia bisa berkembang.”
Dari pernyataan itu, Shin Tae-yong menyambut baik adanya pihak oposisi.
Andai tidak ada pihak yang oposan, seseorang bisa bertindak sesuka hati dan menjadi tidak terkontrol.
Dengan kata lain, Shin adalah pemimpin yang demokratis dan tidak otoriter.
“Tidak semua orang menyukai saya 100 persen, di kelompok mana pun,” tutur Shin.
“Jika saya mendapat dukungan 100 persen, saya sendiri bisa menjadi otoriter.”
“Saya pikir tidak apa-apa mereka mengkritik dengan bebas.”
Melihat situasi negeri belakangan ini, tampaknya ada yang perlu mencontoh Shin Tae-yong dalam hal kenegarawanan itu.